Kata-Kata Mutiara Novel Rumah Kaca Karya Pramoedya Ananta Toer

Kata-Kata Mutiara Novel Rumah Kaca Karya Pramoedya Ananta Toer - Rumah kaca merupakan karya yang sangat fenomenal khususnya dalam konteks sastra Indonesia. Ia merupakan suatu karya yang datang dari refleksi batin yang sangat jeli dari seorang Pram. Di dalam karya ini Pram mengambil sudut pandang seorang Pangemanann. Pangemanann ini adalah orang asal Manado yang telah menempuh pendidikan di Prancis. Dididikan Prancis yang menjadikan ia seorang intelektual yang cukup lugas dalam menginterpretasikan fenomena.

Dilansir dari Goodreads.com berikut ini kata-kata mutiara Novel Rumah kaca :



“Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya.” 

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” 

“Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya .” 

“Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang. Karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka “kemajuan” sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia.” 

“Setiap tulisan merupakan dunia tersendiri, yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian.” 

“Pada akhirnya persoalan hidup adalah persoalan menunda mati, biarpun orang-orang yang bijaksana lebih suka mati sekali daripada berkali-kali.” 

“Kami memang orang miskin. Di mata orang kota kemiskinan itu kesalahan. Lupa mereka lauk yg dimakannya itu kerja kami.”

“Nilai yang diwariskan oleh kemanusiaan hanya untuk mereka yang mengerti dan membutuhkan. Humaniora memang indah bila diucapkan para mahaguru—indah pula didengar oleh mahasiswa berbakat dan toh menyebalkan bagi mahasiswa-mahasiswa bebal. Berbahagialah kalian, mahasiswa bebal, karena kalian dibenarkan berbuat segala-galanya.” 

“Sejak jaman nabi sampai kini, tak ada manusia yang bisa terbebas dari kekuasaan sesamanya, kecuali mereka yang tersisihkan karena gila. Bahkan pertama-tama mereka yang membuang diri, seorang diri di tengah-tengah hutan atau samudera masih membawa padanya sisa-sisa kekuasaan sesamanya. Dan selama ada yang diperintah dan memerintah, dikuasai dan menguasai, orang berpolitik.” 

“Dari atas ke bawah yang ada adalah larangan, penindasan, perintah, semprotan, hinaan. Dari bawah ke atas yang ada adalah penjilatan, kepatuhan, dan perhambaan.” 

“Kalau ahli hukum tak merasa tersinggung karena pelanggaran hukum sebaiknya dia jadi tukang sapu jalanan.” 

“Selama orang masih suka bekerja, dia masih suka hidup dan selama orang tidak suka bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut.” 

“Pertama-tama karena bangsa ini mempunyai watak selalu mencari-cari kesamaan, keselarasan, melupakan perbedaan untuk menghindari bentrokan sosial. Dia tunduk dan taat pada ini, sampai kadang tak ada batasnya. Akhirnya dalam perkembangannya yang sering, ia terjatuh pada suatu kompromi lain dan kehilangan prinsip-prinsip. Ia lebih suka penyesuaian daripada cekcok urusan prinsip,” 

“...seorang tanpa prinsip adalah sehina-hina orang, manusia setengik-tengiknya,”

“Tak ada yang lebih baik daripada persahabatan yang ikhlas,”

Demikianlah kata-kata mutiar Novel Rumah Kaca Karya Pramoedya Ananta Toer. Nantikan terus kata-kata mutiara keren lainnya hanya di Blog kata-kata mutiara lintang empat lawang.

Baca juga kata-kata mutiara sebelumnya : Kata-Kata Mutiara Anime Bokura Ga Ita

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kata-Kata Mutiara Novel Rumah Kaca Karya Pramoedya Ananta Toer"

Post a Comment

Tolong berkomentar sesuai kata-kata mutiara di atas, jangan melakukan spam. Terima kasih..