Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata - Novel ini berkisah tentang seorang lelaki pengenggam pensil, ia bernama Sabari. Dia sangat mencintai Marlena, pujaan hatinya semenjak SMP. Dia yang matanya jernih seperti bulan purnama dua belas. Senyum dengan lesung pipit yang manis. Cinta Sabari pada Marlena adalah cinta yang sunyi dan sepi, karena Sabari bertepuk sebelah tangan. Bertahun-tahun.

Dilansir dari Goodreads.com Berikut ini kata-kata mutiara dari Novel Ayah karya Andrea Hirata :



“Hidup ini memang dipenuhi orang-orang yang kita inginkan, tetapi tak menginginkan kita, dan sebaliknya.” 
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Segala hal dalam hidup ini terjadi tiga kali, boi. Pertama lahir, kedua hidup, ketiga mati. Pertama lapar, kedua kenyang, ketiga mati. Pertama jahat, kedua baik, ketiga mati. Pertama benci, kedua cinta, ketiga mati. Jangan lupa mati, boi.” 
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Mencintai seseorang merupakan hal yang fantastis, meskipun orang yang dicintai itu merasa muak.” 
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Kebosanan itu kejam, tetapi kesepian lebih biadap daripada kebosanan. Kesepian adalah salah satu penderitaan manusia yang paling pedih.”
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Biarlah kita jatuh cinta dan biarlah waktu mengujinya.” 
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Manusia bisa berda di tempat yang sama dalam waktu yang berbeda, tetapi tak bisa berada di tempat yang berbeda dalam waktu yang sama, semua itu karena pencipta manusia mau agar manusia setia.”
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Cinta adalah sahabat yang licik.” 
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Datangkan seribu serdadu untuk membekukku!
Bidikkan seribu senapan, tepat ke ulu hatiku!
Langit menjadi saksi bahwa aku di sini, untuk mencintaimu!
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

Dan biarkan aku mati dalam keharuman cintamu ....” 
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Cinta adalah racun manis penuh tipu muslihat.”
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Akhirnya, hujan turun, menghantam atap seng. Amiru memejamkan mata, lama, lambat laun dia mendengar sebuah irama, Dia tersenyum. Dia tersenyum karena ingin seperti ayahnya, yakni dapat menjadi senang karena hal-hal yang kecil. Seni menyenangi hal-hal yang biasa saja, begitu istilah ayahnya yang hanya tamat SD itu. Amiru ingin menguasai seni itu sampai tingkat ayahnya telah menguasainya sehingga menjadi orang yang dapat menertawakan kesusahan. Itulah ilmu tertinggi seni menyenangi hal-hal kecil. Itulah sabuk hitamnya.” 
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Tak ada orang yang suka membaca novel yang tidak pintar. Cari kalau ada, tak ada!” 
- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

“Janganlah bersedih, waktu mengambil seorang sahabat, dan waktu akan menggantikannya dengan sahabat yang lain. Berdamailah dengan waktu, karena waktu akan menumbuhkan dan menyembuhkan.”- Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata

Demikianlah kata-kata mutiara dari Novel Ayah karya Andrea hirata. Nantikan terus kata-kata mutiara terkeren lainnya hanya di Blog kata-kata mutiara lintang empat lawang.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kata-Kata Mutiara Novel Ayah Karya Andrea Hirata"

Post a Comment

Tolong berkomentar sesuai kata-kata mutiara di atas, jangan melakukan spam. Terima kasih..