Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz

Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz - Sebelumnya saya sudah memposting 20 Kata-kata Mutiara bijak untuk Renungan dan sekarang saya memposting Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz.

Sebelumnya apakah anda sudah tahu siapa itu Abdurahman Faiz? Dikutip dari wikipedia.
Abdurahman Faiz (lahir di Jakarta, 15 November 1995) adalah anak pertama dari pasangan Tomi Satryatomo dan sastrawati Indonesia, Helvy Tiana Rosa. Ia memiliki seorang adik bernama Nadya Paramitha, lahir 1 Februari 2007.

Nama Faiz mulai dikenal publik ketika ia menjadi Juara I Lomba Menulis Surat untuk Presiden tingkat nasional yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta (2003). Pertama kali Faiz tampil membacakan puisi-puisinya yang pada waktu itu belum dibukukan, adalah atas undangan Nurcholish Majid pada acara peluncuran buku ia yang mengundang ratusan tokoh nasional. Saat kelas II SD puisi Faiz “Sahabatku Buku” menjadi juara Lomba Cipta Puisi Tingkat SD seluruh Indonesia yang diadakan Pusat Bahasa Depdiknas (2004).

Buku kumpulan puisi pertama Faiz Untuk Bunda Dan Dunia (DAR! Mizan, Januari 2004) terbit saat ia berusia 8 tahun dan diberi pengantar oleh Taufiq Ismail. Buku tersebut meraih Anugerah Pena 2005 serta Buku Terpuji Adikarya IKAPI 2005. Sejak buku itu terbit Faiz kian sering diundang membacakan dan membicarakan karya-karyanya --- yang banyak mengetengahkan berbagai persoalan sosial kemasyarakatan dan politik --- dalam berbagai forum, termasuk di hadapan Presiden Megawati Soekarno Putri, Presiden SBY, mantan presiden Abdurrahman Wahid, Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta sejumlah menteri dan tokoh-tokoh nasional lainnya. Ia pun pernah diundang sebagai panelis Debat Capres di stasiun televisi swasta, pada pemilu lalu.

Buku keduanya: Guru Matahari (DAR! Mizan 2004), terbit saat ia masih berusia 8 tahun pula, diberi pengantar Agus R. Sarjono mendapat nominasi Khatulistiwa Literary Award 2005. Buku ketiganya: Aku Ini Puisi Cinta (DAR! Mizan 2005) membawanya meraih penghargaan Penulis Cilik Berprestasi dari Yayasan Taman Bacaan Indonesia (2005).

Buku keempat Faiz adalah kumpulan esai berjudul: Permen-Permen Cinta Untukmu (DAR! Mizan 2005). Karyanya juga terdapat dalam antologi bersama: Matahari Tak Pernah Sendiri (1 dan 2), Jendela Cinta (GIP 2005), dan Antologi Puisi untuk Yogyakarta (2006). Puisinya pernah dimuat di sejumlah koran nasional antara lain Kompas dan Republika. Bersama beberapa penulis cilik lainnya, siswa SDIF Al Fikri ini menerbitkan kumpulan cerpen Tangan-Tangan Mungil Melukis Langit (LPPH 2006), untuk membantu biaya sekolah bagi teman-teman kecil mereka yang tinggal di kolong jembatan tol. Tahun 2006 Faiz dinobatkan sebagai Anak Cerdas Kreatif Indonesia versi Yayasan Cerdas Kreatif Indonesia yang dipimpin Kak Seto. Faiz juga mendapat PKS Award Kategori Anak Indonesia Berprestasi (2007). Buku kumpulan puisinya yang terbit kemudian diberi pengantar oleh Sapardi Djoko Damono, berjudul Nadya; Kisah dari Negeri yang Menggigil (LPPH, Juli 2007). Tahun 2008 antologi bersamanya: Magic Cristal (Mizan) terbit. Faiz mendapat Anugerah Kebudayaan 2009 dari Presiden RI: Susilo Bambang Yudhoyono. Naskahnya "Brani" menjadi Pemenang Sayembara Menulis Naskah Drama Federasi Teater Indonesia (2011) dan terpilih sebagai The Most Amazing Teen 2011 versi Student Globe. Siswa SMA Pribadi Depok yang pernah dijuluki sebagai pelopor bagi lahirnya sejumlah sastrawan cilik ini juga merupakan founder dari akun twitter @mencobabelajar yang memiliki follower hampir 300.000 orang. WOW Bukan?

Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz
Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz
Dan berikut Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz

1. “Sebab setelah hujan selalu ada seseorang yang datang sebagai pelangi, dan memelukmu.

: Aku ingin orang itu selamanya aku. ”
― Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil 

 2. “Buku adalah sahabat paling setia
rela mendampingi sepanjang waktu
di mana pun aku berada
tanpa pernah memikirkan dirinya.”
― Abdurahman Faiz, Aku Ini Puisi Cinta 

 3. “Harry Potter,
Sudahkah kau temukan
ramuan rahasia itu
agar seluruh orang di dunia
bisa saling cinta?”
― Abdurahman Faiz, Untuk Bunda dan Dunia

4. “Buku yang kubaca
selalu memberi sayap-sayap baru.
Membawaku terbang ke taman-taman pengetahuan paling menawan,
melintasi waktu dan peristiwa,
berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai, sambil bermain di lengkung pelangi.”
― Abdurahman Faiz, Aku Ini Puisi Cinta 


5. “Ayah bunda,
kucintai kau berdua
seperti aku
mencintai surga...

― Abdurahman Faiz, Untuk Bunda dan Dunia 


6. “Pada setiap napasnya
bunda membuat matahari baru
dalam jiwamu”
― Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil 


7. “Bunda,
engkau adalah puisi abadi
yang tak pernah kutemukan dalam buku...”
― Abdurahman Faiz, Untuk Bunda dan Dunia 


8. “Menjadi presiden itu
berarti melayani dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu...

― Abdurahman Faiz, Untuk Bunda dan Dunia 


9.  “Aku selalu bermimpi
matahari melahirkan para guru
dan guru melahirkan para matahari...”
― Abdurahman Faiz, Guru Matahari 


10. “Surga mungkin sebuah perpustakaan raksasa yang semua isinya terbuat dari coklat. Kau bisa membaca lalu memakan semuanya.”
― Abdurahman Faiz 


11. “Bunda adalah yang terhebat di dunia
sebab ia melahirkan kehidupan
dan memberi nyawa pada kata cinta.”
― Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil 


12.  “Apakah cinta
selalu menyediakan airmata?”
― Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil 


13. “Merah putih masih merayap gelisah
mencari Hatta dalam jiwa dua ratus juta kita.”
― Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil 


14. “Ayah adalah yang teristimewa di dunia
sebab dari keringatnya
ia memberi tapak
untuk melangkah.”
― Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil 


15. “Pada setiap napasnya
ayah memancangkan tiang-tiang asa
agar langkahmu sampai pada bianglala”
― Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil 


16. “Penyair tak mempunyai tugas lain
kecuali membaca kalbu semesta
dan menangkapnya
dengan hati, getar pena,
bahkan topimu.”
― Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil 


17. “Tapi kitalah masa depan
kanak kanak yang harus menjalin airmata negeri
menjadi cahaya”
― Abdurahman Faiz, Nadya: Kisah dari Negeri yang Menggigil 


18.  “Bunda,
engkaulah yang menuntunku ke jalan kupu-kupu...”
― Abdurahman Faiz, Untuk Bunda dan Dunia
 
 
 
 
 
 
  


Demikianlah  Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz. Nantikan kata-kata Mutiara dari penulis lainnya dan orang-orang hebat lainnya ya.

Anda mungkin juga menyukai :
Kata-kata Mutiara Agustinus wibowo
dan
Kata-kata Mutiara bong chandra yang mantap

Tag : Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz,Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz,Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz,Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz ,Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz,Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz, Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kata-kata Mutiara Abdurahman Faiz"

Post a Comment

Tolong berkomentar sesuai kata-kata mutiara di atas, jangan melakukan spam. Terima kasih..